Rabu, 27 April 2016

Cara Membuat False Color di Photoshop

Pada artikel kali ini saya akan mencoba membahas mengenai apa itu false color dan infra red photography agar tidak ada kesalah pahaman mengenai kedua istilah ini.

Sebelumnya saya akan jelaskan mengenai warna yang dapat dilihat oleh mata kita. Warna-warna tersebut sebenarnya merupakan bagian dari spektrum gelombang eleoktromagnetis. Gelombang elektromagnetis ini berada dalam frekuensi maupun panjang gelombang tertentu. Warna-warna yang mampu dilihat oleh mata kita berada dalam rentang frekuensi antara 400-789 THz atau panjang gelombang 380-750 nm atau yang disebut sebagai visible spectrum:


Cahaya yang berada diluar frekuensi atau panjang gelombang di atas tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Contohnya cahaya dengan frekeunesi dibawah 380 adalah sinar Ultra Violet, sinar X dan sinar Gamma. Sedangkan cahaya dengan frekuensi di atas 750 adalah sinar infra red, microwave (yang digunakan oleh radar), gelombang TV/Radio (UHF, VHF, FM) dan longwave. Lalu bagaimana caranya kita bisa melihat cahaya yang berada diluar visible spectrum tersebut. Disinilah yang dimaksud dengan false color, yaitu dengan memberikan warna tertentu untuk mewakili frekuensi atau spektrum cahaya yang tidak bisa kita lihat tersebut. Warna yang kita berikan pada frekuensi tersebut bisa warna bebas apa saja, karena pada dasarnya spektrum cahaya yang berada diluar visible spectrum kita sebenarnya memang tidak memiliki warna.
Sekarang mari kita lihat dari sisi bahasa; False Color dalam bahasa Inggris bisa diartikan sebagai warna yang salah (false = salah atau tidak benar). Dengan demikian kita bisa mengartikan dalam dunia digital imaging, teknik cara membuat false color di Photoshop adalah teknik memunculkan warna yang salah atau warna yang tidak sesuai dengan warna sebenarnya dengan menggunakan Adobe Photoshop. Secara teknis false color adalah teknik rendering warna sehingga yang muncul adalah warna yang mewakili spektrum cahaya yang berada diluar spektrum warna yang bisa dilihat mata kita. Teknik ini sebenarnya telah banyak dipergunakan di dunia industri maupun medis.

Sebagai ilustrasi, untuk mendapatkan warna yang sebenarnya kamera menggunakan 3 channel warna yaitu R (red), G (green) dan B (blue) yang kemudian di mapping ke foto dengan channel yang sama yaitu R, G dan B sehingga menghasilkan mapping “RGB > RGB”. Teknik paling sederhana untuk mendapatkan false color adalah dengan mendapatkan citra pada channel R, G dan B yang kemudian dimaping dengan channel yang tidak sama misalkan G, B dan R sehingga menghasilkan mapping “GBR > RGB”. Contoh penggunaan teknik rendering false color adalah untuk pencitraan peta permukaan bumi dari satelit. Proses mapping yang digunakan adalah “NRG > RGB” dimana N (near infra red) menggantikan channel biru sehingga lokasi yang didominasi tanaman terlihat berwarna merah.


Contoh rendering false color pada gambar peta untuk menunjukkan konsentrasi tanaman (yang berwarna merah) di permukaan bumi.

Metode rendering warna false color ini tidak sama dengan istilah pseudocolor. Pada teknik pseudocolor, image atau foto awal berupa foto dengan mode greyscale atau hitam-putih (tidak berwarna). Kemudian intensitas hitam putih pada foto dirubah dengan diwakili oleh spektrum warna agar lebih mudah dipahami informasinya. Teknik ini paling populer contohnya adalah pada sistem pengindraan berdasarkan panas yang dihasilkan (thermal imaging). Sistem pengindraan tersebut akan menghasilkan citra sebagai berikut:


Dengan pseudo color lebih terlihat perbedaan temparatur yang diwakili oleh spektrum warna


Citra thermal imaging: warna hitam area temperatur rendah dan warna putih area temperatur tinggi.

Dengan teknik rendering pseudocolor maka spektrum warna menjadi lebih mudah dikenali untuk membedakan temperatur pada foto.

Infra Red Photography

Lalu bagaimana dengan fotografi infra-red atau IR photography? Fotografi infra-red merupakan teknik fotografi dimana kamera merekam spektrum cahaya infra red yang tidak terlihat oleh mata kita. Agar kamera kita dapat menangkap spektrum cahaya  tersebut ada dua cara yaitu:

Dengan menggunakan filter IR (infra-red) yang dipasang di depan lensa kamera yang digunakan. Filter ini akan menyaring spektrum warna yang diterima kemudian hanya meloloskan spektrum infra-red saja yang diterima oleh sensor kamera.
- Dengan mengganti “hot filter” yang ada di dalam kamera. Hot filter ini merupakan elemen optik yang berfungsi sebagai filter untuk menghalangi cahaya infa red yang diterima pada sensor kamera sehingga kamera dapat menghasilkan foto dengan hasil yang natural. Letak hot filter ini berada di dalam body kamera di antara sensor dan mekanisme shutter. Dengan mencabut hot filter ini pada kamera dan menggantinya dengan filter infra-red maka sensor akan dengan optimum menangkap spektrum warna infra-red. Cara kedua ini populer dengan istilah kamera oprekan IR.


Apapun teknik yang digunakan maka hasil foto dari kamera akan menghasilkan spektrum warna  yang terlihat berbeda dengan apa yang dilihat oleh mata kita. Hal ini dikarenakan filter IR yang digunakan akan memberikan warna tertentu untuk mewakili spektrum cahaya infra red yang tidak terlihat. Hasilnya adalah foto dengan warna-warna yang berbeda dengan apa yang mata kita lihat (false color). Variasi warna yang digunakan untuk mewakili rentang frekuensi infra red tergantung dari jenis filter infra red yang digunakan. Masing-masing filter mewakili karakteristik warna tertentu sehingga menghasilkan variasi warna yang berbeda-beda. Karena itu jenis kamera oprekan IR yang ada di pasaran sekarang memiliki versi yang berbeda-beda dengan hasil variasi warna yang berbeda-beda pula. Tidak ada karakteristik warna yang salah maupun benar, karena pada dasarnya kita mencoba memberikan warna pada spektrum cahaya yang tidak ada warnanya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar